Senin, 16 Desember 2013

Learn to let go

Kamu mengenalkan namamu begitu saja, uluran tanganmu dan suara lembutmu berlalu tanpa pernah kuingat-ingat. Awalnya, semua berjalan sederhana. Kita bercanda, kita tertawa, dan kita membicarakan hal-hal manis, walaupun segala percakapan itu hanya tercipta melalui SMS, bahkan BBM. Perhatian yg mengalir darimu dan pembicara manis kala itu hanya kuanggap sebagai hal yg tak perlu dimaknai dengan luar biasa.

Kehadiranmu membawa perasaan lain. Hal berbeda yg kamu tawarkan padaku turut membuka mata dan hatiku dengan lebar. Aku tak sadar, bahwa kamu datang memberi perasaan aneh. Ada yg hilang jika sehari saja kamu tak menyapaku melalui chatting di SOCIAL MEDIA, SMS, atau BBM. Setiap hari ada saja topik menarik yg kita bicarakan, sampai pada akhirnya kita berbicara hal yang paling menyentuh, CINTA.

Kamu berbicara tentang MANTAN KEKASIHMU dan aku bisa merasakan perasaan yg kaurasakan. Aku berusaha memahami kerinduanmu akan perhatian seorang wanita. Sebenarnya, aku sudah memberi perhatian itu tanpa kauketahui. Mungkinkah perhatianku yg sering kuberikan tak benar-benar terasa olehmu? Aku mendengar ceritamu lagi. Hatiku bertanya-tanya. seorang pria hanya menceritakan perasaannya pada wanita yang dianggap dekat.

 Aku bergejolak dan menaruh harap. Apakah kau sudah menganggapku sebagai WANITA SPECIAL meskipun kita tak memiliki STATUS dan KEJELASAN? Senyumku mengembang dalam diam, segalanya tetap berjalan begitu saja, tanpa kusadari bahwa CINTA mulai menyeretku ke arah yg mungkin saja tak kuinginkan.

Saat bertemu, kita tak pernah bicara banyak. Hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. Ketika berbicara di BBM, kita begitu bersemangat, aku bisa merasakan itu melalui tulisan. Sungguh, aku masih tak percaya segalanya bisa berjalan secepat dan sekuat ini. Aku terus meyakinkan diriku sendiri, bahwa ini BUKAN CINTA -_- ini hanya ketertarikan sesaat karena aku merasakan sesuatu yang baru dalam hadirmu. Aku berusaha memercayai bahwa perhatianmu, candaanmu, dan caramu mengungkapkan pikiranmu adalah dasar nyata PERTEMANAN kita. Ya, SBETAS TEMAN, aku tak berhak mengharapkan sesuatu yang lebih.

Aku tak pernah ingin mengingat kenangan sendiriran. Aku juga tak ingin merasakan sakit sendirian. Tapi, nyatanya...

Perasaanku tumbuh semakin pesat, bahkan tak lagi terkendalikan. Siapakah yg bisa mengendalikan perasaan? Siapakah yang bisa menebak perasaan cinta bisa jatuh pada orang yg tepat ataupun salah? Aku tidak sepandai dan secerdas itu. Aku hanya manusia biasa yg merasakan kenyamanan dalam hadirmu. Aku hanya WANITA yang TAKU KEHILANGAN seseorang yang TAK PERNAH aku miliki.

Salahku memang jika mengartikan tindakanmu sebagai cinta. Tapi, aku juga tak salah bukan jika berharap bahwa kamu juga punya PERASAAN yang SAMA? Kamu sudah jadi SEBAB tawa dan senyumku, aku percaya kau tak mungkin membuatku sedih dan kamu tak akan jadi SEBAB airmataku. Aku percaya kamulah kebahagiaan baru yang akan memberiku sinar paling terang :) aku SANGAT mempercayaimu, SANGAT. Dan itulah kebodohan yang harus aku sesali.

Ternyata, ketakutanku terjawab sudah, kamu menjauhiku tanpa alasan yang jelas. Kamu pergi tanpa ucapan pisah dan pamit :( Aku terpukul dengan keputusan yang tak kausampaikan padaku, tapi PANTASKAH AKU MARAH? Aku tak pernah menjadi siapa-siapa bagimu, mungkin aku hanya persinggahan; BUKAN TUJUAN. Kalau kau ingin tau, aku sudah merancang berbagai mimpi indah yang ingin kuwujudkan bersamamu. Mungkin, suatu saat nanti, juka TUHAN MENGIZINKAN, aku percaya kita pasti bisa saling membahagiakan.

Aku tak punya hak untuk memintamu kembali, juga tak punya wewenang untuk memintamu segera pulang. Masih adakah yang perlu kupaksakan jika bagimu aku tak pernah jadi tujuan? Tidak MUNAFIK, aku MERASA KEHILANGAN :( Dulu, aku TERBIASA dengan CANDAAN dan PERHATIAN KECILMU, namun segalanya tiba-tiba hilang menguap, bagai asap rokok yang hilang ditelan gelapnya malam.

Sesungguhnya, ini juga salahku, yang BERTAHAN dalam diam meskipun aku PUNYA PERASAAN yang lebih dalam dan kuat. Ini bukan salahmu, juga bukan kesalahannya. Tapi, tak mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tau BAHWA AKU MENCINTAIMU.

Aku harus BELAJAR TAK PEDULI. Aku harus belajar memaafkan, juga MERELAKAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar