Senin, 16 Desember 2013

I Hate to be Honest

Sejak awa, ketika tubuh tegapmu menjegatku, aku sudah mereka-reka banyak jawaban dikepala. Saat sosokmu mulai kuasai pandangan, aku tau ada sesuatu yg berbeda dalam dirimu. Kamu lebih sering berjalan dan berkeliling sambil melipat tangan didepan dada. Wajahmu dilipat sedemikian rupa hingga terlihat jutek dan cukup tampak menyebalkan. Hidung mancungmu lebih sering jadi pusat pandangan, dan betapa aku benci harus jujur mengenai hal ini -_-

Tubuhmu mematung didepan mereka yg mengagumi kewibawaanmu. Kamu cukup mengunci mulut, tanpa membentak dan mereka semua mengerti apa yg kau mau. Dari yg kulihat, kamu bukanlah sosok yg pantas diabaikan. Maka, kuputuskan untuk menatapmu diam-diam, meskipun kau sibuk dengan banyak hal yg tak berhubungan denganku.

Berkali-kali kau melangkahkan kaki, kesana kemari, dari sudut sana hingga sudut sini, berpindah ke banyak sisi- kaurenggut semua rasa peduli. Sesekali kaubertanya pada mereka, namun suaramu tak kunjung terdengar olehku. Suasana riuh hamburkan segalanya, meskipun terdengar berantakan, tapi nyatanya aku masih tak ingin melepas pandanganku dari gerak-gerik tubuhmu. Kuperhatikan caramu menggerakan bibir, menggerakan tanganmu, juga saat kau gerakan tubuhmu. Kamu tak luput dari rasa penasaranku. Kau rebut kewarasanku hingga menyentuh titik kulminasi. Aku belum ingin meledak, aku masih inginn melihat sosokmu bergerak

Langkah anggun, pelan, tapi pasti. Terserah namun tak tergesa-gesa, kamu berpindah ke barisan belakang untuk menjalankan tugas yang kau emban. Beberapa kali kau ajak rekanmu berbicara, dan itulah kali pertama senyummu terlengkung sempurna. Aku terpukau dan semakin membabi buta, sungguh aku sangat ingin memastikan semuanya. Apakah KAMU adalah DIA? Yang telah kuduga-duga? Atau semua hanya khayal yg melebihi batas wajar?

Entah sudah menit keberapa, dan pandanganku masih tak ingin melepaskanmu. Kamu seperti MAGNET dengan daya tarik dengan daya tarik terkuat, dan aku adalah benda konduktor yg rela ditarik oleh MAGISnya pesonamu. Awalnya, segalanya terasa asing, tapi denganmu semua nampak jelas. Senyummu tak terlalu sering tampak, karena memang tugasmu adalah memasang tampang menyebalkan. Jika kuminta sekali saja agar kau tersenyum hanya untukku... maukah?

Aku tau kamu tak akan sadar kalau kuperhatikan, dan mungkin saja kamu memang TAK MAU TAU tentang seseorang yg diam-diam menyimpan goresan wajahmu dalam ingatan. Iya, mungkin juga kamu TAK PUNYA RASA PEDULI. Dan aku hanya terjebak pertemuan semu yg berujung siksa, jika yg ku harapkan terlalu tinggi untuk kugapai.

Harapanku tak terlalu tinggi, hanya ingin kau menatapku dengan tatapan ramah dan hangat. Aku juga ingin mendengar suaramu dan merasakan hangatnya jemarimu. Di sudut sana, kamu berdiri dengan tatapan dingin, kepalamu diangkat kasar agar terkesan angkuh. Aku menghela napas dan kubiarkan kaulepas. Sedtik, dua detik, tiga detik... dan kausudah miliki tempat special itu, HATIKU :)

Selebihnya, aku tak lagi kenal hari. Aku hanya pandai menghitung-hitung wajahmu yg kini sering muncul tiap malam. Rambut gondrongmu yg berkilauan karena keringat dan sinar matahari jadi bayang-bayang yg mengusik konsentrasiku. Waktuku tersita sangat lama, HANYA UNTUK MEMIKIRKANMU, juga pertemuan ABSURD kita yang terjadi tanpa sengaja.

Apa boleh aku sedikit lancang dan sok bijak menanggapi semua ini? Jika ini yang disebut takdir, maka aku BELUM SEPENUHNYA PAHAM akan kehadiranmu dalam hari-hariku. Karena semua terjadi tanpa rencanaku dan juga rencanamu. Mungkinkah ada tangan ajaib yg sengaja mengatur langkah kaki kita agar berada diarah yang sama?

Baru kali ini aku rajin menghitung hari, hingga waktunya datang dan aku kembali bertemu lagi denganmu lagi.

Aku sengaja berangkat pagi-pagi, sebelum adzan subuh, aku sudah siap dengan peralatan yang harus kubawa. Kutatap cermin dengan mantap, aku terlihat bodoh. Dengan kemeja putih kebesaran, rok hitam yg kepanjangan, juga rambut yg dikuncir 2 dibawah. Wajahku terlihat sangat polos dan semua terlihat seperti dulu, ketika zaman taman kanak-kanak. Lugu, bodoh, namun tampak menyenangkan. Hari ini kemungkinan besar aku akan bertemu denganmu.

Ceritanya udahan ya -_- ngantuk -_- bye {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar