Sabtu, 15 Oktober 2016

Dulu

Ada yang salah dengan hatiku. Bukankah berada disisimu adalah keinginan terbesarku? Bukankah memintamu untuk bersama, menjadi candu untukku? 

Biasanya, berkali-kali kau buat aku jatuh pada cinta hanya dengan sekedar sapamu saja. Biasanya, berkali-kali kau jatuhkan, tetap saja aku menatapmu ada rasa yang menggebu. Biasanya, aku selalu menerimamu pada kesalahan yang sama. 

Namun, kini ada yang berbeda. tak ada lagi hati yang berdegup kencang ketika kau sapa. tak ada lagi hati yang meronta ketika kau menggoreskan setiap ingkarmu. mungkin memang kau perlahan tak menjadi yang utama disetiap bait puisiku.

Maafkan aku

Aku tak pernah meletakkam janji apapun padamu. Aku memang pernah berkata bahwa mencintaimu adalah yang terindah bagiku dan bahwa mencintaimu aku butuh.

Namun bukan berarti bahwa lelah tak akan pernah menghampiriku. Ia akan datang beriringan dengan rasa sakit yang berkali-kali kau undang, ia datang tanpa mengenal waktu.

Maafkan aku jika kini aku tak semenyenangkan dulu, yang kutau aku pernah mati-matian memahami segalamu. Namun kau tak pernah menetapkan hatimu pada salah satu. Seandainya kejujuran tak dapat melukaimu.

Ini harap terakhirku

Semoga sesal tak datang menghampirimu. Semoga kau mematikan rasamu. Agar menyakiti dan disakiti taklagi menghantui aku dan kamu.

Maaf, dari aku yang mencintaimu,

dulu.



Source: https://steller.co/s/62DVNLn83ej

Tidak ada komentar:

Posting Komentar